M e n c a r i R e d h a I L a h i
Thursday, April 20, 2006

LAGI TULISAN DARI SEBERANG

Assalamu'alaikum....

Menarik jugak rasanya apabila membaca artikel pengalaman seorang saudara seislam dari seberang di tanah air kita. Alhamdulillah pengalaman-pengalamannya baik-baik belaka dan beliau dapat mengambil pengajaran daripada peristiwa-peristiwa tersebut. Namun mungkin apa yg beliau alami, patut dikoreksi semula oleh kita sendiri [Dari segi korupsi, akhlak orang Islam dan penghayatan Islam di negara sendiri]. Beliau beruntung berjumpa dengan mereka yang mempunyai akhlak yang baik [ALhamdulillah] sepanjang berada di tanah air, pengalaman yang boleh dikatakan indah belaka. Namun apa sebenarnya realiti di negara kita? Seindah itukah?

Walaubagaimanapun, satu pengajaran yang sangat jelas dan nyata yang boleh diambil daripada cerita di bawah ialah dakwah bil hal...iaitu dakwah dengan akhlak dan perlakuan. Betapa akhlak islamiyyah yang ditonjolkan dalam kehidupan sehari-hari mampu menyedarkan manusia sekeliling dan mengingatkan orang lain tentang ajaran Islam yang syumul dan sempurna, meliputi seluruh ruang lingkup kehidupan. Tapi kalau perangai macam hantu? atau so-so? Takutlah kita semua jika diri kita menimbulkan fitnah terhadap agama Islam itu sendiri....wana'uzubillahiminzalik...isk3...tah ape la ye akhlak yang dah ditonjolkan? hmm...balqis...balqis...sile la memperbaik akhlak anda wahai balqis...Jangan kita dok baik depan pelancong je...huhu...astaghfirullah...

Hmm...lagi satu, disebabkan kita hanya meletakkan Islam tu sebagai sesuatu yang spiritual dan tidak digembelengkan sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari [sekular], maka pekerjaan kita tentunya tidak sempurna...jika Islam diterapkan dalam segenap aspek kehidupan hatta dalam pekerjaan sekalipun, tentu sekali kita tidak berani untuk menindas orang lain atau pun "tuang" ketika bekerja kerana kita sedar bahawa segala perbuatan kita diperhatikan oleh ALlah dan gaji yang kita dapat itu akan diberikan kepada ahli keluarga di rumah. Duit tersebut akhirnya digunakan untuk membeli makanan dan akhirnya menjadi darah daging kita...hmm...risau, risau tak kita tentang halal atau haramnya wang yang diperolehi jika kita "tuang" sewaktu bekerja atau menindas orang lain jika pekerjaan melibatkan wang ringgit? Satu perkara yang seringkali kita terlepas pandang. Sekalipun dalam pelajaran. hmmm...terasa betul la dosa ini menggunung tinggi...kalah gunung...isk3...

erm...selamat membaca ye...huhu..memang pening sket...tapi, bersabarlah ye...banyak je kesimpulan boleh buat tu...tapi ade assignment kene siapkan..maka tak boleh la merapu pepanjang...wallahu'alam...


Gaya Hidup Islami




Bulir air mata menggantung di pelupukmu. Mengapa engkau gundah ketika seseorang mengembalikan uang seringgit kepadamu? ''Saya terharu bukan karena nilai uangnya,'' suaramu tersekat kepiluan. Di depan Plaza Metro di Kajang, Malaysia pusat perbelanjaan senantiasa menjadi lambang supremasi uang di dunia engkau, seseorang yang tak bernama di negeri hijrah, merasakan kepiluan luar biasa. Satu ringgit memang tidak berarti banyak terutama ketika menginjakkan kaki ke pusat-pusat perbelanjaan. Tapi, engkau merasakan kekayaan rohani luar biasa, di balik nilai seringgit. Kekayaan rohani itu bermula ketika engkau menumpang taksi. Berbeda dengan pengemudi taksi di negerimu, supir taksi yang mengantarmu ke Metro Kajang, tidak menghidupkan argometer.

Akibatnya, engkau khawatir bila supir taksi tersebut sama dengan segelintir pengemudi taksi di negerimu: tidak menghidupkan argometer karena ingin memeras isi kantong penumpang. Agar tidak menjadi korban pemerasan, maka dengan semangat prasangka yang gampang menghuni bilik hati orang-orang di kotamu, engkau memberikan uang pas enam ringgit Malaysia (RM). Engkau memperkirakan jumlah itu pantas untuk jarak perjalanan yang ditempuh. Bahkan, dengan prasangka yang terus menguntit, engkau tergopoh-gopoh beranjak dari taksi. Sang supir segera memanggilmu. Setan dalam bentuk prasangka buruk semakin menggerumusmu. Bukankah supir itu merasa pembayaran kurang, sehingga memanggilmu untuk menambah uang pembayaran? Engkau pun bergegas hendak berlalu. Tapi, sang supir menghampirimu, sembari tersenyum mengembalikan uang seringgit.

''Jumlah ini kebanyakan untuk saya, cukup lima ringgit,'' ujar supir tersebut tanpa melepaskan senyum di bibirnya. Engkau terhenyak. Bukankah engkau terlanjur menyamakan sang supir taksi dengan para supir taksi di negerimu. Setiap supir taksi, demikian pikiran yang menjebakmu, mesti memeras keringat hingga 24 jam untuk mendapatkan uang yang dibawa pulang ke rumah. Perjuangan yang keras di jalan raya, menyebabkan mereka tega memeras ataupun setidaknya berharap tips, dari setiap penumpang. Demi memenuhi nafkah keluarga, mereka seringkali menghalalkan segala cara. Tapi, mengapa supir taksi ini, berbeda dengan pengemudi taksi kebanyakan? (Di Malaysia, pun ada juga supir taksi yang nakal). Ia seorang Muslim yang mengawal perilakunya dengan nilai-nilai keislaman.

Mungkin kelebihan seringgit akan berarti banyak baginya: mengusir rasa lapar dari perut anak-anaknya. Tapi, bagi seseorang yang senantiasa mengawal perilakunya dengan nilai keislaman, seringgit yang dapat membuatnya menjadi pahlawan di mata anak-anaknya dapat berarti merusak marwahnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian, ia memilih mengembalikan uang yang bukan haknya, yang dapat mencemari ibadahnya. Bukankah ia berpusing-pusing seharian di jalan raya demi nafkah keluarga? Memenuhi nafkah keluarga merupakan ibadah di hadapan Allah. Maka, wahai lelaki dari negeri korupsi, nestapa menggerumusmu. Uang seringgit dan seorang supir taksi yang jujur menjadi pembelajaran luar biasa ketika engkau menuntut ilmu di negeri orang. Betapa seorang supir taksi yang dalam strata angkatan kerja menduduki peringkat rendah justru mulia.

Ia jauh lebih bermarwah dibandingkan sebagian pemimpin di negerimu yang gemar korupsi. Tidak sekadar seorang supir taksi yang memberikan pembelajaran terhadapmu. Engkau yang terbiasa dengan gaya hidup Jakarta enggan menebar senyum dan bersikap elu-elu, gue-gue terkesima ketika orang yang berpapasan denganmu melemparkan senyum (sahabat-sahabatmu seperti Rusilanti maupun Samsul Muarif yang di awalnya menganggapmu angkuh dan berwajah dingin, tentu terperangah karena kini engkau lebih mudah senyum) terhadap orang asing. Selama ini engkau memahami bila senyum merupakan bahagian dari akhlak seorang Muslim. Tak ayal etika agama mengandaikan senyum refleksi keimanan seseorang. Bukankah junjungan umat Islam, Nabi SAW saat ditanya, ''Islam yang bagaimana yang baik?'', menjawab, ''Membagi makanan (kepada fakir miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.'' (HR Al Bukhari).

Nabi SAW pun pada berbagai kesempatan menekankan air muka yang simpatik sebagai bahagian dari akhlak seorang Muslim (lihat hadis yang diriwayatkan Adailami yang menyebutkan akhlak seorang Mukmin ialah berbicara baik, tekun menyimak pembicaraan orang, berwajah ceria saat berjumpa dengan orang, selain menepati janji. Begitupun Abu Yu'la dan Al Baihaqi meriwayatkan bahwa seseorang tidak dapat memetik simpati orang lain dengan hartanya terkecuali dengan wajah simpatik dan akhlak yang baik). Dengan air muka yang cerah dan senyum terkulum, seseorang terpelihara dari perasaan tinggi hati, sifat yang tidak disukai-Nya. Dengan memberikan ucapan salam bukankah assalamualaikum merupakan pinta keselamatan dan kesejahteraan bagi orang yang diberikan ucapan salam tersebut niscaya terjalin persatuan antarumat; sesuatu yang kian renggang di Tanah Air.

Menjalin persatuan antar-Muslim, bagimu di negeri hijrah, bukan sesuatu yang sukar. Berbeda dengan sebagian pemimpin Islam di negerimu yang sibuk mendiskusikan masalah tersebut sehingga terkesan muluk, engkau justru menemukannya dari perbuatan nyata. Misalnya, di saat engkau karena keteledoran sehingga kehabisan bensin dan mendorong motor, sekonyong-konyong seorang remaja yang mengendarai motor menghampirimu. Dengan santun ia menyapamu lalu menawarkan bantuan menarik motormu ke pompa bensin. Seorang remaja yang di negerimu identik dengan gaya hidup cuek justeru mengajarkanmu bagaimana beramahtamah dan menawarkan pertolongan. Bukankah keramahannya dan pertolongannya merupakan ibadah kecil yang membuka gerbang persaudaraan?

Puncaknya, engkau terkesima ketika mengetatkan baut kaca matamu, di kedai optik. Di saat engkau hendak membayar jasa pekerjaannya, pemilik optik yang keturunan Cina menampik. ''Itu senang saja, bukan kerja sukar,'' tampiknya, tersenyum. Engkau begitu terkesima karena di negerimu etnis seperti itu memiliki citra pantang menampik uang. Maka, wahai lelaki dari negeri yang penduduknya mayoritas Islam, engkau mengusap pipi yang basah oleh air mata. Kenapa negeriku tidak menawarkan gaya hidup Islami ketika bangga dengan jumlah penduduknya yang Islam? Bahkan, tidak sedikit yang sangat menguasai ilmu pengetahuan Islam, justru menzalimi saudara seimannya!

( Rudy Harahap )

Dipetik daripada: republika online...


"ToTaLLy BLanK selesai menaip @ 8:12 am"

Comments: Post a Comment




ABOUT ME



Peringatan buat diri sendiri:

61:2 O ye who believe! Why say ye that which ye do not?

61:3 Grievously odious is it in the sight of Allah that ye say that which ye do not


DOA

BICARA HATI SEORANG YANG BERGELAR WANITA

Segala puji bagi-Mu Tuhan.
Lantaran telah menjadikan aku seorang wanita...
Kiranya aku menjadi seorang isteri
Kurniakanlah padaku kekuatan
Menjadi tulang belakang seorang suami... seorang mujahid
Pengembang perjuangan di sayap kiri
Diadun dengan kelembutan
Menjadi teman sejati...
Sahabat setia penyejuk mata
Pembina semangat dan penguat jiwa
Seanggun peribadi Siti Khadijah
Ketenangan Baginda Rasulullah utusan Allah

Bebas jiwa dari belanggu keperempuanan
Yang memiliki sembilan nafsu
Merdeka dari kepentingan peribadi
Setulus Siti Fatimah yang sering ditinggalkan suaminya, Saidina Ali
Dihantar pemergiannya tanpa ditanya
Bilakah pulang?
Disambut kepulangannya dengan khidmat dan kemanisan
Bersulamkan kemesraan
Rumahtangga adalah syurga
Wadah suburnya cinta ketuhanan Ubudiyyah
Akal yang tunggal tidak dibiarkan
Hanya berlegar dicelahan periuk belanga
Disebalik lipatan lampin anak
Menjangkau kebangkitan Islam dialam sejagat
Menjadi pentadbir disebalik tabir !!!

Namun Ya Tuhan
Siapalah daku untuk memiliki
Watak wanita solehah pendamping Nabi
Dek berkaratnya mazmumah yang bersarang dihati
Maka kurniakanlah daku sekeping hati yang sentiasa Insaf
Hak seorang suami
Tidakkan mungkin kupenuhi
Biar telahku jilat nanahnya yang berlelehan
Biar telahku tadahkan wajahku
Buat mengesat debu ditelapak kakinya
Dan sememangnya aku mengimpikan
Watak seorang ibu
Yang bakal melahirkan
Putera-putera secekal Mus'ab bin Umar
Menggadai dunia demi kasih Tuhannya
Segigih Zubair Ibnu Awwaam
Yang diangkat Rasul sebagai hawarijnya
Hasil didikan seorang wanita bergelar ibu..
Jua memiliki puteri setabah Masyitah
Rela direbus demi mempertahankan iman
Atau sesuci Maryam seluruh hidupnya
Mengabdikan diri kepada Tuhan

Meskipun daku bukan ibunya
Yang memiliki peribadi semurni Siti Fatimah
Ibu Syeikh Abdul Kadir Jailani
Yang tiap titis darah mampu berzikir kehadrat Ilahi
Namun..
Mudah-mudahan zuriatku
Bakal menampilkan
Mujahid-mujahid yang rindu memburu syahid
Serikandi-serikandi yang mampu memakmurkan
Mukabumi Allah...
Dengan ketaqwaan.. kesolehan

Yang saling berkorban dan dikorbankan
Buat menyemarakkan
Islam diakhir zaman
Sebagaimana kisah seorang ibu
Yang telah kematian
Putera-puteranya dimedan jihad

"Mereka telah berbahagia sebagaimana aku bahagia
aduhai... kiranya aku punya seorang anak lagi
kurelakan dia turut gugur dijalan Ilahi"

Dan seandainya daku ditakdirkan kehilangan mereka
Setenang Ummu Faisal...
Yang tidak menjadikan kematian
Suami dan anak-anaknya
Halangan kecintaan pada-Mu Ya Ilahi...

Redhalah daku yang dhaif ini sebagai hamba-Mu
Inilah pengaduan harap dan munajat
Kiranya kekasih-Mu sendiri pernah menyatakan
"kulihat kebanyakan dari isi neraka itu adalah wanita..."






CALENDER



ARCHIVES

April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007




PREVIOUS POSTS

A very beautiful nasheed

Air Mata itu untuk apa?

Insomnia

Happy anniversary blog

Hepi!!

Jean Piaget's Learning Theory

Jangan bersedih

Dengar jangan tak dengar

Culture and Religion, COMPLETELY DIFFERENT!!!

Tell me what's wrong with society





LINKS.

*Ustaz Hasrizal
*Harakahdaily
*Malaysia Today
*Ahas
*Faisal Tehrani


CREDITS

Designer: Kelli

Image: Made with adobe CS.2 by Kelli
Image hosted by : photobucket
.Brushes : aetherealityt



NASYID

Cinta Teragung - Mestica


MY COUNTER






TAG BOARD