Saturday, June 24, 2006
PERGANTUNGAN KEPADA ALLAH SECARA TOTALKatakan, Allah itu Esa. Allah itu tempat bergantung. Tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.Dan tidak seorang pun yang serupa dengan-Nya. (QS Al-Ikhlas [112]: 1-4)
As-Shammad adalah satu nama Allah dalam Asma'ul Husna. Kata As-Shammad terdapat dalam QS. Al-Ikhlas. As-Shammad dapat diartikan sebagai Allah Yang Maha Dibutuhkan. Terambil dari huruf shad, mim, dan dal. Maknanya berkisah pada dua hal, iaitu "tujuan" dan "pejal" atau "padat" yang tak memiliki rongga dan celah sedikit pun. Demikian padatnya, sampai-sampai permukaannya demikian halus, tidak ada yang mampu menempel di sana.
Jadi, kalau kita menyebut kata Allah As-Shammad, maka kita bergantung sepenuhnya pada Allah, dan tidak ada rongga atau celah sedikit pun bagi kita untuk meminta kepada selain Allah. Allah adalah Zat Maha Mengetahui semua keperluan dan permintaan kita. Tidak ada celah sedikit pun selain Allah yang mampu menolong kita. Tidak ada sedikit pun pengaruh dari makhluk yang dapat "memasuki" Allah. Tidak ada yang masuk dan keluar dari Zat Allah. Dia tidak beranak tidak pula diperanakkan. Allah Maha Sempurna Menguasai segala-galanya.
Karena itu, bergantung pada selain Allah adalah bencana. Sudah pasti, semua yang ada selain Allah adalah makhluk; sesuatu yang diciptakan. Makhluk itu sangat lemah dan tidak memiliki daya serta kekuatan selain dari yang diberikan Allah.
Ibnu Abbas RA menyatakan bahwa As-Shammad, kalau Dia seorang tokoh, maka Dialah tokoh yang paling sempurna ketokohannya. Yang mulia, dan mencapai puncak kemuliannya. Yang agung, dan paling sempurna keagungannya. Yang penyantun, dan tidak ada satupun yang melebihi sifat penyantunnya. Yang kaya, dan tidak ada yang mampu melebihi kekayaannya. Yang Mahaperkasa, dan tidak ada yang dapat melebihi keperkasaannya. Yang mengetahui, dan maha sempurna pengetahuannya; tidak luput sedikit pun dari pengetahuannya. Yang bijaksana, dan tidak ada satu titik pun cacat dari semua tindak tanduk dan kebijaksanaannya. Dan, semua itu hanya ada pada Allah, Dzat Yang paling tinggi. Dialah puncak yang tidak ada yang menandingi.
Hikmah apa yang dapat kita ambil dari Allah sebagai As-Shammad? Kalau pun kita harus berharap kepada makhluk, maka harapan itu hanya sebatas lisan saja. Hati sepenuhnya bergantung kepada Allah semata. Mati-matian kita berharap pada makhluk, kalau Allah tidak mengizinkan, maka tidak akan pernah terjadi. Kita akan lelah dalam hidup kalau kita bergantung pada makhluk. Sebab, orang yang kita gantungi sekali-kali tidak dapat menolong dirinya sendiri.
Maka, latihlah diri untuk tidak bergantung pada makhluk, termasuk pada jabatan, harta, pasangan hidup, dan pertolongan manusia. Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maulaa wa ni'mal wakiil. Cukuplah Allah sebagai tempat bergantung. Semua harapan dalam hidup harus berada dalam wadah pengharapan pada Allah.Walau demikian, pengharapan total pada Allah adalah amalan batin. Fizikal dan pemikiran memiliki kewajipan lain. Kita harus seimbang dalam bertindak, jangan sampai "serba untuk dan pada Allah" tapi kewajipan lain tidak disempurnakan ikhtiarnya. Intinya, keyakinan hati perlu seratus peratus dan ikhtiar pun perlu seratus peratus.
_________________________________________________________________________
Allah is Enough for Me - The Story of Prophet Yusuf Alayhi Salaam
When he was placed in the well
or locked in the dungeon
betrayed by his own flesh and blood
convicted of what he did not
handsome Yusuf sighed
Allah is enough for me!
Taken in as a slave
made to work night and day
resisting all temptation
Allah is enough for me!
Until the king had a dream
Many hard years had gone by
patience and repentance
Allah is enough for me!
Till...the fortunate day
there he sees his father
in the land of content
Allah is enough for me!
Handsome Yusuf cried
Allah is enough for me!
Every night brings a new day
Allah alleviates all pain
Everything has its end
Allah is enough for me!
Everything has its end
Allah is enough for me!
Allah is enough for me!
"ToTaLLy BLanK selesai menaip @ 12:39 am"