Tuesday, May 24, 2005
GENERASI AL-MUZAMMILAssalamuálaikum...
dapat emel nih daripada subscription bahan tarbiyyah yahoogroups. erm...dalam usaha dakwah kite dan perjuangan menegakkan islam, memang kekuatan rohani sangat sangat penting dan ini lah yang paling utama di sokong oleh kekuatan kekuatan lain eg. jasmani, material, jamaah dan lain-lain.
salah satu cara utk mengukuhkan rohani kite adalah dgn berqiamullail. di kala org lain tidur nyenyak diselimuti mimpi, kita bangun berqiamullail. kite bangun untuk menghadap ALLAH s.w.t. kite menangis mengenangkan dosa dan memohon kepada Allah agar memandang kita dengan rahmat dan kasih sayang walaupun sebenarnye kederhakaan yg kita lakukan selama ini hanya layak untuk kemurkaan Allah...wanáuzubillahiminzalik. dan kite pohon agar dikuatkan jiwa dalam meneruskan perjuangan menegakkan islam yg sunnatullah nye penuh dengan cabaran dan halangan. Pada masa ini la, kite rasa paling dekat dengan ALLAH. hmmm...
moga dengan kalimah taujihah ini [taujihah=nasihat, dorongan pemberi semangat] menjadi titik tolak kepada kite sume utk start berqiamullail dgn kerap. tak perlu la start terus tetiap hari...buat slow slow. memula sebulan dua kali, pastu seminggu sekali...dan seterusnye. yg penting istiqamah. bukankah amalan yg sedikit tetapi istiqamah itu lebih disukai ALLAH?
dan menghapal ler sket sket ayat al-quran...kalau macam dah susah sgt sgt nk menghapal [mcm ana nih la cthnye sbb byk dosa kot], maka kite mantapkan la surah surah yg dah kite hapal dgn mengetahui maksud ayat ayat tersebut. huhu..wallahuálam...
KALIMAH TAUJIHAH - GENERASI AL-MUZAMMIL Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Ummul Mukmin Aisyah ra bahwa Allah telah
mewajibkan qiyamullail kepada Rasulullah Saw. di awal surat ini. Beliau dan para sahabat telah menegakkannya di sebagian malam sehingga kaki-kaki mereka bengkak. Setelah genap dua belas bulan, Allah memberikan keringanan dengan diturunkannya
ayat kedua puluh dari surat ini pula. Maka berubahlah hukum qiyamulail yang tadinya wajib
menjadi satu ibadah yang sunnah.
Surat Al Muzammil turun pada marhalah bina'. Marhalah penggemblengan ruh. Para sahabat merupakan
calon dai dan
mujahid digembleng dengan gemblengan yang berat.
Selama satu tahun mereka harus bangun di tiap tengah malam untuk berdiri shalat berjam-jam. Mereka dituntut untuk taat, tunduk, patuh dan berpegang teguh pada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Kewajiban qiyamullail bukanlah sekadar berdiri sholat berjam-jam lamanya. Tetapi ia merupakan
tarbiyah imaniyah. Yakni, tarbiyah untuk selalu berhubungan dengan Yang Maha Pencipta, untuk bermunajat kepada-Nya. Ia merupakan wasilah untuk mendekatkan diri, berdzikir dan bertawakkal kepada-Nya.
"Sebutlah nama Rabb-mu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketaatan, (Dialah) Rabb masyriq dan maghrib, tiada Illah melainkan Dia. Maka ambillah Dia sebagai pelindung." (QS. Al Muzammil: 8-9)
Sungguh!! Berdzikir kepada Allah taat, tunduk dan patuh kepada-Nya, bertawakkal dan beribadah hanya kepada-Nya, merupakan
senjata yang ampuh di medan dakwah yang penuh dengan rintangan dan cubaan. Semuanya akan menjadikan para calon du'at dan mujahid terbiasa untuk bersabar atas cubaan yang datang secara berterusan. Mereka akan terbiasa menanggung derita dan istiqamah dalam mempertahankan haq. Ini semua merupakan satu satunya senjata pada marhalah bina'. Marhalah yang belum diizinkan untuk menghadapi kaum kafir secara langsung.
"Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik" (QS. Al Muzammil : 10).
Sungguh seorang da'i atau mujahid yang diatas pundaknya terbebankan panji-panji dakwah, pasti akan mendapati cubaan, siksaan dan intimidasi, dan tentu sangat memerlukan senjata untuk mengukuhkan mereka. Senjata yang meneguhkan hati dan jiwa mereka. Mereka hanya akan mendapatkannya jika dalam marhalah bina' mereka telah digembleng dengan gemblengan Al Muzammil. Dan harakah islamiyah jika tidak menggembleng generasinya dengan gemblengan Al Muzammil, mereka akan berjatuhan di tengah jalan ketika mereka dihadapkan pada cubaan dan intimidasi.
Generasi Al Muzammil harus dibina dibawah konsep Qur'ani. Dan tidaklah cukup jikalau Al Qur'an hanya dijadikan sebagai pusat dan sumber intelektualiti belaka. Tetapi Al Qur'an harus dihafal. Khusus bagi mereka yang masih berumur muda.
Perlu diingat makna qiyamul lail tidak akan pernah menjadi realisasi selama calon da'i atau mujahid tidak hafal ayat-ayat Al Qur'an kecuali beberapa ayat saja.
Bagaimana ia akan merasakan nikmatnya bermunajat, sedangkan ia hanya hafal beberapa ayat dari Al Qur'an dan diulangnya tiap rakaat sholatnya? Bagaimana ia akan merasa khusyu'? Sungguh !! betapa nikmat, tatkala kaki berdiri tegak untuk memulai munajat, hati tergerak disinari ayat-ayat Ilahi, yang kemudian dibiaskan ke dalam penglihatan, pendengaran, jiwa dan kehidupan.
Penghasilan generasi Al Muzammil yang mantap adalah sesuatu yang amat penting untuk kesinambungan dakwah. Generasi pemuda yang memiliki sebahagian Al Quran di dadanya amat-amat diperlukan untuk memimpin arus harakah Islamiyyah dalam era moden ini, yang penuh dengan kegelapan yang memerlukan kekuatan rohaniyyah para duat untuk menjulang risalah Allah.
Inilah yang akan menjadi bekal mereka, yakni Al-Quran. Dengan bekal ini, mereka akan bisa meneguk nikmatnya bermunajat, qiyamul lail dan bertaqorrub kepada-Nya.
Inilah potret generasi Al Muzammil, seorang pemuda yang telah melalui hari-harinya dengan kecintaan pada ibadah, ketaatan , dan taqorrub kepada-Nyaa. Pemuda yang selalu bertilawah dengan tartil, yang setiap malam air mata mengucur deras dari pelupuk matanya. Mentadabburi ayat-ayat-Nya. Pemuda yang Al Qur'an terukir di hati dan fikirannya.p/s
glosari :
harakah = gerakan
taujihah = nasihat
taqorrub = menghampirkan diri [akrab]
tadabbur = menghayati
...
"ToTaLLy BLanK selesai menaip @ 7:51 am"